Secara umum belajar
dapat diartikan sebagai “proses perubahan prilaku, akibat interaksi individu
dengan lingkungan” (Sumiati dan Asra, 2007:38). Jadi perubahan prilaku
merupakan hasil belajar. Artinya, seorang dikatakan telah belajar, jika ia
dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Hasil belajar
merupakan hal yang penting yang akan dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan
siswa dalam belajar dan sejauh mana sistem pembelajaran yang diberikan guru
berhasil atau tidak. Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila
kompetensi dasar yang diinginkan tercapai.
Hasil belajar adalah “pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan” (Suprijono, 2009:5). Merujuk pemikiran Gagne (dalam Suprijono,
2009:5), hasil belajar berupa, sebagai berikut.
a. Informasi
verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik
lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik. Kemampuan tersebut
tidak memerlukanmanipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
b. Keterampilan
intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan
intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis
fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan
intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
c. Strategi
kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas dan kognitifnya
sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah.
d. Keterampilan
motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan
koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap
adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap
objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan menjadi nilai-nilai sebagai standar
perilaku.
Hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,
meringkas, contoh), application (menerapkan),
analysis (menguraikan, menentukan
hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation
(menilai). Domain afektif adalah receiving
(sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization
(organisasi), characterization (karakterisasi).
Domain psikomotor meliputi initatori,
pre-rountine, dan rountinized.
Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, fisik,
manajerial, dan intelektual (Bloom dalam Suprijono, 2009:6). Sementara menurut
Lindgren (dalam Suprijono, 2009:7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan,
informasi, pengertian, dan sikap.
Target pencapaian hasil
belajar siswa, menurut
Stiggins (dalam Herliani 2009:7)
meliputi pengetahuan,
penalaran, produk, keterampilan,
dan afektif. Pembahasan target hasil
belajar dibagi atas
ranah kognitif yang
membahas aspek pengetahuan dan
penalaran, ranah afektif,
serta ranah keterampilan
dan produk. Berikut adalah penjelasan masing-masing target hasil
belajar.
a. Pengetahuan
Pengetahuan berhubungan
dengan penguasaan materi melalui ingatan. Pada target belajar ini, siswa diminta menguasai fakta-fakta,
informasi, prosedur, dan hubungan antar konsep.
b. Penalaran
Penalaran berhubungan
dengan cara-cara untuk
menggunakan pengetahuan dalam memecahkan masalah.
c. Keterampilan
Keterampilan berhubungan
dengan kemampuan yang
harus dikuasai siswa untuk
mengerjakan sesuatu sebagai hasil penguasaan yang telah disajikan.
d. Produk
Produk berhubungan
dengan sesuatu yang harus ditampilkan siswa.
e. Afektif
Target afektif
berhubungan dengan perasaan
yang dialami siswa sebagai
hasil belajar dan
penerapannya terhadap materi
yang telah dikuasainya.
Sudjana
(2005:39) menjelaskan hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua
faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari
luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa
terutama kemampuan yang dimilikinya. Disamping faktor yang dimiliki siswa, juga
ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian siswa, sikap dan
kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Faktor
lingkungan yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah,
adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud
dengan kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses
belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.
Sedangakan
Caroll (dalam Sudjana, 2005:40) berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai
siswa dipengaruhi oleh lima faktor yaitu; (a) bakat pelajar; (b) waktu yang
tersedia untuk belajar; (c) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan
pelajaran; (d) kualitas pengajaran; dan (e) kemampuan individu.
Menurut
Munawar (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar belajar yaitu
sebagai berikut.
a.
Faktor internal
1)
Faktor Biologis
(Jasmaniah)
Keadaan
jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak
memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal
ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua,
kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar.
2)
Faktor
Psikologis
Faktor
psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang
berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang
keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor
psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi atau
tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap
keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor
utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan
menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih
banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.
b.
Faktor Eksternal
1)
Faktor
Lingkungan Keluarga
Faktor
lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula
dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang
cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar
dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
2)
Faktor
Lingkungan Sekolah
Lingkungan
sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang
paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara
konsekuen dan konsisten.
3)
Faktor
Lingkungan Masyarakat
Seorang
siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang
keberhasilan belajar. Masyarakat merupkan faktor ekstern yang juga berpengruh terhadap
belajar siswa karena keberadannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat
menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan
nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan
lain-lain.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
ialah produk yang mencerminkan penguasaan siswa yang mencakup kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik secara kuantitatif maupun kualitatif
terhadap tujuan pengajaran tertentu yang pada hakekatnya hasil belajar
dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh siswa, kualitas pengajara, dan
faktor lingkungan.