BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor paling penting dalam menunjang pelaksanaan pembangunan, terutama bagi bangsa yang sedang berkembang. Karena pendidikan yang berkualitas dan bermutu tinggi dapat meningkatkan kualitas faktor pendukung pembangunan itu sendiri, misalnya kualitas Sumber Daya Alam (SDM). Dengan kata lain, pendidikan merupakan salah satu modal paling penting dalam pelaksanaan pembangunan.
Agar mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, maka diperlukan seorang pendidik yang profesional yang mampu mentransfer ilmu pengetahuan dengan baik, membimbing, serta menciptakan pembelajaran yang inovatif, dan menggunakan model, metode, serta strategi pembelajaran yang berkualitas. Segala keberhasilan dari jalannya roda pendidikan sangat ditentukan oleh beberapa hal yaitu peserta didik, guru, sarana dan prasarana yang memadai serta beberapa pihak yang dapat memberi sumbangan pengetahuan dan membantu memperlancar proses pendidikan. Guru sebagai pendidik merupakan faktor yang dapat menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Karena itu guru dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola kegiatan pembelajaran, sehingga akan tercipta suasana yang kondusif untuk keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Dengan berbagai bekal yang didapatkan selama perkuliahan, mahasiswa memiliki wawasan yang luas dan mantap yang nantinya dapat diaplikasikan dalam mengemban tugasnya sebagai seorang pendidik yang betul-betul profesional.
Untuk dapat mewujudkan kepemilikan 4 kompetensi tersebut, maka hal ini Universitas Pendidikan Ganesha sebagai lembaga pendidikan tertinggi yang mencetak tenaga-tenaga kependidikan yang profesional selalu berupaya membentuk tenaga pengajar yang profesional dalam mendidik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan jalan melaksanakan program pengalaman lapangan (PPL). Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program dalam pendidikan calon guru di dalam menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi yang harus diikuti oleh mahasiswa sebelum menyelesaikan studi di Universitas Pendidikan Ganesha. Pelaksanaan program lapangan dibagi menjadi tiga tahapan. Pertama PPL-Awal yang dilaksanakan pada semester dua, Kedua Pengajaran Micro Teaching yang dilaksanakan pada semester tujuh, Ketiga PPL-Real yang dilaksanakan pada semester tujuh oleh program pendidikan S1.
Program pengalaman lapangan (PPL) ini merupakan akumulasi atau muara seluruh kurikulum pendidikan prajabatan mahasiswa calon guru yang mencakup latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan di luar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan kompetensi keguruan. Program pengalaman lapangan (PPL) ini dilaksanakan selama tiga bulan (kurang lebih empat belas minggu). Dengan adanya PPL ini mahasiswa diharapkan kesiapan fisik dan mental yang maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan dari program pelaksanaan lapangan ini bermanfaat bagi calon guru serta memperoleh gambaran mengenai tugas-tugas guru nantinya. (Petunjuk Praktis Pelaksanaan PPL-Real, 2008 :2)
B. Tujuan
Dalam pelaksanaan PPL-Real ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus yaitu sebagai berikut.
1. Tujuan umum PPL-Real adalah sebagai wahana bagi mahasiswa calon guru untuk berlatih agar memiliki kemampuan dalam memperagakan kinerja dalam situasi nyata, baik dalam kegiatan mengajar maupun tugas-tugas keguruan lainnya sesuai tuntunan standar pendidikan nasional atau lembaga.
2. Adapun tujuan pelaksanan PPL-Real secara khusus adalah sebagai berikut.
a. Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administrasi, akademik dan sosiologi psikologi sekolah.
b. Menguasai berbagai keterampilan dasar dalam mengajar.
c. Dapat menerapkan berbagai kemampuan profesional keguruan secara utuh dan terpadu dalam situasi nyata.
d. Mampu mengembangkan aspek pribadi dan sosial dilingkungan sekolah.
e. Pengembangan kompetensi pembelajaran bidang studi yang menjadi spesialisasinya.
f. Menarik kesimpulan nilai edukatif dan sosial di lingkungan sekolah selama pelatihan melelaui refleksi dan menuangkan hasil refleksi itu dalam bentuk laporan.
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan PPL Real ini adalah sebagai berikut.
1. Memperoleh pengalaman secara langsung bagaimana cara mengajar dalam situasi yang nyata.
2. Memperoleh pengetahuan yang bermakna tentang segala bentuk persiapan guru sebelum mengajar di kelas (seperti silabus dan RPP).
3. Memperoleh pengalaman yang menarik tentang segala perbedaan tingkah laku siswa.
4. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana mengelola kelas yang baik serta menciptakan suasana belajar yang PAKEM.
5. Bahwa pelaksanaan PPL Real ini dapat dijadikan sebagai latihan dasar bagi seorang calon guru yang kemudian dapat dijadikan sebagai panutan di masa yang akan datang, agar kelak bisa lebih ditingkatkan lagi.
6. Dapat digunakan sebagai modal dasar dalam mengembangkan profesionalitas sebagai seorang guru kelak di lapangan.
7. Melalui PPL-Real diperoleh berbagai keterampilan mengajar, menambah wawasan untuk mengenal lingkungan administrasi serta akademik sekolah.
BAB II
GAMBARAN SINGKAT SDN 1 ALASANGKER
A. Struktur Organisasi
Sebagai sekolah lembaga SDN 1 Alasangker yang berdiri pada tanggal 4 Agustus 1930 memiliki struktur organisasi tersendiri dengan tugas-tugas kependidikan dan administrasi yang harus dijalankan baik oleh guru maupun staf kepegawaian Struktur Organsasi SDN 1 Alasangker dapat dilihat pada lampiran.
B. Lingkungan Fisik dan Lingkungan Sekolah
Sebelum melaksanakan kegiatan mengajar dilaksanakan kegiatan observasi dan orientasi tujuannya agar dapat mengenal lingkungan fisik dan non fisik sekolah secara langsung dan terperinci. Adapun data yang diperoleh dalam kegiatan observasi dan orientasi selama dua minggu di SDN 1 Alasangker adalah sebagai berikut.
Nama sekolah : SDN 1 Alasangker
Nara Sumber : 1. Kepala Sekolah : Ketut Sukerawa, S.Pd
2. Guru Pamong : I Wayan Wertiasa, S.Pd
3. Guru-guru dan pegawai
Tanggal pengamatan : 1 Agustus – 16 Agustus 2011
1. Keadaan Fisik Sekolah
a. Nama Sekolah : SDN 1 Alasangker
b. Alamat Sekolah : Desa Pendem, Kecamatan Buleleng
c. Status Sekolah : Negeri
d. Luas Tanah Seluruhnya : 12 are
e. Jumlah ruang kelas : 5 kelas
f. Ukuran ruang kelas : 5 x 6 m2
g. Bangunan lain yang ada adalah sebagai berikut.
1) Ruang kepala sekolah : 8 x 8m 2
2) Ruang guru : 42 m2
3) Perpustakaan : 49 m2
4) Kantin : 6,25 m2
5) Gudang : 7 m2
6) WC : 7 m2
7) Luas halaman sekolah : 5,72 are
8) Luas bangunan sekolah : 4,13 are
SDN 1 Alasangker tidak memiliki lapangan olahraga khusus. Biasanya lapangan Gandemeru yang dimanfaatkan sebagai tempat olahraga.
2. Keadaan Lingkungan Sekolah
a. Jenis bangunan yang ada di sekitar sekolah :
1) Sebelah Utara : Perumahan penduduk
2) Sebelah Barat : Jalan Raya
3) Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk
4) Sebelah Timur : Perumahan Penduduk
b. Kondisi lingkungan
Dilihat dari posisinya sangat strategis karena dekat dengan jalan raya sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan. Suasana rumah penduduk disekitar sekolah cukup tenang dan mendukung kondisi belajar sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Walaupun halaman sekolahnya kecil, namun halaman sekolah ini tetap bersih karena terjaga dengan baik. Kebersihan lingkungan sekolah sudah sangat baik sebab sebelum masuk kelas semua siswa baik yang bertugas piket maupun tidak bertugas membersihkan lingkungan di halaman sekolah dan juga di dalam kelas. Pembersihan ini terus diawasi oleh para guru piket dan guru-guru yang lain serta penjaga sekolah.
3. Fasilitas Sekolah
Adapun fasilitas yang mendukung PBM (Proses Belajar Mengajar) di SDN 1 Alasangker adalah sebagai berikut.
a. Ruang Kelas dan Fasilitasnya.
SDN 1 Alasangker memiliki 5 ruang kelas dan disetiap kelasnya terdapat rata-rata 30 siswa, jika dilihat dari pengadaan fasilitasnya sudah cukup memadai karena terdiri dari:
1) meja dan tempat duduk guru;
2) meja dan tempat duduk siswa;
3) papan tulis (black board);
4) papan absensi siswa;
5) papan kelompok;
6) tabel waktu kehadiran siswa;
7) gambar pahlawan, presiden dan wakil presiden, serta gambar garuda pancasila;
8) bendera merah putih;
9) grafik absensi;
10) lemari sebagai tempat menaruh alat pembersihan;
11) daftar kelompok belajar, jadwal pelajaran, regu piket;
12) peta; dan
13) pelangkiran.
Manfaat Kelengkapan tersebut pada umumnya semua kelengkapan fasilitas tersebut diatas dipergunakan untuk kegiatan pembelajaran.
b. Ruang Guru
Ruang guru terletak di sebelah timur ruang Kepala Sekolah, seperti halnya dengan ruang-ruang yang lainnya, ruangan ini juga terdapat fasilitas seperti papan jadwal pelajaran, meja, kursi, rak penyimpan buku, serta papan kalender pendidikan.
c. Ruang Kepala Sekolah
Ruang Kepala Sekolah terpisah dengan ruang guru. Ruang Kepala Sekolah ini sebagian dipakai sebagai ruang tata usaha dan tempat memajang hasil karya siswa yang ditata dalam lemari kaca, serta dipajang piagam penghargaan, piala kejuaraan bidang akademik maupun non akademik. Ruang Kepala Sekolah juga dilengkapi dengan komputer, sound system, kursi, dan meja Kepala Sekolah, data guru, denah sekolah, data statistik dan administrasi sekolah serta gambar presiden dan wakil presiden dan gambar Garuda Pancasila.
d. Ruang Tata Usaha
Ruangan ini menjadi satu dengan ruang Kepala Sekolah. Di ruangan ini terdapat dua unit komputer yang digunakan untuk pengetikan dalam hal menyelesaikan tugas administrasi sekolah.
e. Perpustakaan
Perpustakaan sekolah ini terletak di sebelah utara kelas V, ruangan ini merupakan ruang khusus untuk membaca buku. Perpustakan ini sangat nyaman dan sangat membantu dalam proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Perpustakaan ini juga memiliki buku daftar hadir dan buku daftar peminjam buku. Setiap siswa yang mendatangi perpustakaan diharapkan mengisi daftar hadir, apabila siswa meminjam buku siswa juga diharapkan untuk melapor kepada petugas perpustakaan agar dicatat oleh petugas perpustakaan. Buku yang tersedia cukup banyak, tetapi kebanyakan buku fiksi seperti buku cerita rakyat, buku cerita anak-anak, dan lain-lain.
Minat baca siswa cukup tinggi, hal ini dapat dilihat ketika ada jam pelajaran kosong sebagian besar siswa menghabiskan waktunya untuk membaca di perpustakaan. Adapun pengelola perpustakaan SDN 1 Alasangker adalah Luh Astrini, A.Ma.Pd
f. Ruang Laboratorium
SDN 1 Alasangker ini tidak memiliki ruangan laboratorium, sehingga kalau mengadakan praktikum langsung dilakukan di ruang kelas masing-masing.
g. Ruang BK
SDN 1 Alasangker tidak memiliki ruang BK secara khusus. Penanganan anak yang bermasalah langsung digunakan di dalam kelas, di luar kelas, ruang guru bahkan di ruang kepala sekolah.
h. Ruang UKS
Ruang UKS di sekolah ini terletak di sebelah timur ruang perpustakaan dan menjadi satu ruangan. UKS ini dikelola oleh Ketut Sukerawa,S.Pd. Dalam ruang UKS ini terdapat perlengkapan seperti: timbangan, pengukur tinggi badan, tempat tidur, dan kotak P3K yang berisi obat-obatan.
i. Kantin Sekolah
Kantin sekolah SDN 1 Alasangker terletak di sebelah Timur ruang perpustakaan yang dikelola oleh istri seorang guru honorer, yaitu Nyoman Subana, S.Pd. Kebersihan dagangan dan lingkungan kantin tetap dijaga dengan baik agar kesehatan para siswa tetap terjaga. Di kantin dijual berbagai jenis makanan seperti nasi, makanan ringan, minuman, permen, dan sebagainya.
j. Ruang Serba Guna
Ruangan serba guna menjadi satu dengan perpustakaan hanya dibatasi dengan rak buku, dalam ruangan ini terdapat banyak barang yang sudah tidak dapat digunakan lagi seperti papan tulis, bangku, buku, kerajinan tangan, dan lain sebagainnya.
k. Kamar Mandi/WC
SDN 1 Alasangker memiliki dua kamar mandi baik untuk siswa maupun untuk para guru. Kebersihan kamar mandi tersebut telah dijaga kebersihannya dengan baik. Akan, tetapi kamar mandi untuk siswa perlu diperbaiki karena pintunya telah rusak dan itu membuat siswa kurang nyaman untuk pergi ke kamar mandi sendirian.
l. Padmasana
Padmasana di SDN l Alasangker terletak di sebelah barat perpustakaan. Seluruh warga sekolah dilingkungan ini selalu melakukan persembahyangan bersama pada saat purnama, tilem, saraswati, maupun hari raya umat hindu lainnya.
4. Penggunaan Sekolah
Jumlah sekolah yang menggunakan tempat ini hanya digunakan oleh murid SDN 1 Alasangker saja, tidak ada sekolah lain yang memanfaatkan lagi. Jumlah kelas sebanyak 5 ruangan. Ruang kelas I digabung dengan kelas II, karena kelas II masuk kelas setelah kelas satu pulang. Tetapi di SDN 1 Alasangker pelaksanaan pembelajaran berlangsung setiap pagi sampai siang. Jadwal siswa masuk adalah dari pukul 07.15 s/d 12.40 untuk kelas III sampai kelas VI. Untuk anak kelas I masuk pukul 07.15 s/d 10.15, serta untuk anak kelas II masuk pukul 10.15 s/d 12.40.
5. Keadaan Guru dan Siswa
a. Jumlah Guru
Untuk memperlancar proses belajar mengajar sehingga lebih efektif di SDN 1 Alasangker terdapat 10 guru tetap dan 1 guru honor, 1 pegawai tata usaha tetap, dan 1 pesuruh.
b. Jumlah Kelas
Adapun jumlah kelas yang terdapat di SDN 1 Alasangker adalah 5 kelas yaitu sebagai berikut.
a. Kelas I dan II : 1 ruangan.
b. Kelas III : 1 ruangan.
c. Kelas IV : 1 ruangan.
d. Kelas V : 1 ruangan.
e. Kelas VI : 1 ruangan.
c. Jumlah Siswa
Jumlah siswa per kelas di SDN 1 Alasangker yaitu rata-rata tiap kelas terdiri dari 30 orang. Jumlah siswa seluruhnya yaitu 166 orang dengan perincian sebagai berikut.
Tabel 2.1 Distribusi Siswa Pada Tiap Tingkat
Kelas | Perempuan | Laki-laki | Jumlah |
I | 11 | 16 | 27 |
II | 22 | 12 | 34 |
III | 11 | 12 | 23 |
IV | 14 | 16 | 30 |
V | 8 | 14 | 22 |
VI | 15 | 15 | 30 |
Jumlah | 81 | 85 | 166 |
Sistem Penerimaan siswa baru berdasarkan atas umur dan fisik dari calon siswa baru. Orang tua siswa datang bersama anaknya langsung ke sekolah dengan membawa identitas siswa dengan persyaratan sudah tamat TK ataupun tidak tamat TK dengan usia minimal 6 tahun dan melampirkan akte kelahiran.
Kualitas akademis dari siswa yang diterima cenderung masih kurang karena banyak dari mereka tidak lulus dari lembaga pendidikan pra-sekolah (TK) akan tetapi itu tidak menutup kemungkinan perkembangan peningkatan kualitas akademis setelah menempuh pendidikan nantinya di SDN 1 Alasangker. Hal ini dikarenakan ada beberapa siswa yang mendapat pendidikan dari lingkungan keluarganya meskipun tidak sebaik dengan pendidikan yang didapatkan di TK (Taman Kanak-Kanak).
Perimbangan jumlah kelompok siswa dari segi jenis kelamin cenderung cukup seimbang bila dilihat dari jumlah total jenis kelamin laki-laki dan perempuan secara keseluruhan. Akan tetapi bila dilihat dari jumlah siswa perkelas, maka di kelas II jumlah siswa berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan siswa laki-laki dan di kelas I, III, IV dan VI jumlah siswa laki-laki lebih banyak dari siswa perempuan. Untuk kelas VI memiliki jumlah siswa laki-laki dan siswa perempuan seimbang.
Latar belakang sosial ekonomi siswa adalah dari golongan ekonomi menengah kebawah, dan hampir semua orang tua siswa mata pencahariannya adalah sebagai buruh tani.
6. Kegiatan Pengembangan Diri (PD) yang Diikuti Oleh Siswa
Tabel 2.2 Kegiatan Pengembangan Diri
No. | NAMA PD | PEMBINA |
1 | Olimpiade | Made Sriada, S.Pd |
2 | Pramuka | I Wayan Wertiasa, S.Pd |
3 | Pesantian | Ketut Masa, S.Pd |
4 | Tari | - |
5 | Olahraga | I Nengah Swastika |
7. Interaksi Sosial
a. Hubungan Kepala Sekolah dengan Staf
Hubungan kepala sekolah dengan semua staf yang berada di SDN 1 Alasangker yaitu guru-guru, pegawai tata usaha, dan penjaga sekolah sangat baik, ramah, terjalin rasa kekeluargaan yang baik, dan terlihat adanya rasa saling membantu dalam mengajar maupun terhadap penanganan siswa yang bermasalah. Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari di sekolah tercipta hubungan yang harmonis. Hal ini dapat dilihat dari adanya koordinasi dalam menjalankan setiap tugas dan saling bertegur sapa. Disamping itu, hubungan antara guru dengan guru sangat harmonis. Hal ini dapat dilihat dari adanya tukar pikiran diantara mereka dalam menghadapi suatu hal. Baik menyangkut masalah dalam pembelajaran maupun kegiatan diluar pembelajaran yang terjadi di sekolah.
b. Hubungan Guru-Siswa
Hubungan guru dengan siswa terjalin sangat baik dan akrab. Hal ini terlihat dimana siswa sangat menghormati gurunya. Keharmonisan juga tampak saat siswa bertemu dengan guru, hal ini dapat dilihat dari kebiasaan siswa yang memberikan salam dan bersalaman bahkan mencium tangan guru-gurunya. Begitu juga guru-guru memperhatikan siswa dan membimbing mereka menjadi anak yang pintar, rajin, sopan santun, dan maju dalam prestasi.
c. Hubungan Siswa-Siswa
Hubungan siswa dengan siswa terjalin dengan baik. Keakraban mereka dapat kita lihat dari aktivitas di sekolah. Pada saat jam istirahat siswa bermain tidak hanya dengan teman sebaya atau sekelasnya saja, melainkan juga bersama kakak kelas dan adik kelasnya. Adik kelas sangat menghormati kakak kelasanya. Begitu juga kakak kelas menghormati adik kelasnya.
d. Hubungan Antara Semua Personil
Hubungan antar semua personil sekolah sangat akrab dan harmonis. Mereka menyadari tugas dan kewajiban masing-masing. Semua warga sekolah saling menghormati dan terjadi interaksi dengan baik pula sehingga semua kegiatan di sekolah dapat terjalin dengan baik dan lancar. Siswa membutuhkan guru untuk membimbingnya, Guru membutuhkan pegawai sekolah untuk membantu administrasinya serta mereka sangat akrab dalam kehidupan sekolah. Hal ini disebabkan karena adanya keinginan yang sama, yaitu adanya keinginan memajukan sekolah dan mencapai tujuan pendidikan.
e. Hubungan Kepala Sekolah-Bawahannya
Hubungan Kepala Sekolah dengan bawahannya terjalin sangat baik, hal ini dikarenakan dalam membina bawahannya Kepala Sekolah menerapkan sistem kekeluargaan, kepemimpinannya sangat demokratis, saling menghargai, dan menghormati sehingga tumbuh rasa persaudaraan yang kuat di sekolah.
Cara kepala sekolah membina dan memelihara kultur kehidupan sekolah yang kondusip yaitu dengan melaksanakan pembinaan secara umum, individu atas dasar kekeluargaan, keterbukaan, dan transparan.
8. Keberadaan dan Pelaksanaan Tata Tertib
a. Untuk Siswa
Di SDN 1 Alasangker mengharuskan siswanya memahami dan mentaati peraturan/tata tertib yang berlaku di sekolah itu. Keberadaan tata tertib ini sangat penting untuk melatih disiplin dan kesadaran siswa akan tugas dan kewajibannya. Tata tertib yang diberlakukan ditempatkan di ruang kelas masing-masing.
b. Untuk Guru dan Pegawai
Selain tata tertib untuk siswa, di SDN 1 Alasangker juga berlaku tata tertib untuk guru. Tata tertib untuk guru sudah dilaksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab oleh guru-guru di SDN 1 Alasangker. Tata tertib guru dan pegawai juga memiliki fungsi sama untuk memelihara kedisiplinan guru dan pegawai.
9. Kesan Umum
Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilaksanakan pada awal praktek maka dapat disampaikan kesan umum yaitu sebagai berikut.
1) Tata ruang SDN 1 Alasangker sudah baik, hal ini terlihat dari pengaturan tata letak ruangan, sudah menampilkan orientasi pada fungsi. Kebersihan dan kerindangan sekolah sangat perlu ditingkatkan sehingga mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif.
2) Sarana dan prasarana sekolah yang tersedia sudah cukup lengkap. Sarana esensial seperti papan tulis, kapur, dan penghapus sudah tersedia sesuai dengan keperluan. Dilihat dari kelengkapan, fasilitas yang disiapkan anak didik sudah bagus, mulai dari buku pelajaran, buku catatan, buku latihan, serta alat tulis yang lain. Adapun prasarana yang lain yaitu sebagai berikut.
1) Papan pajangan : 5 buah
2) Bangku siswa panjang : 71 buah
3) Meja siswa panjang : 72 buah
4) Meja guru : 5 buah
5) Kursi guru : 5 buah
6) Gambar presiden dan wakil presiden : 5 pasang
7) Gambar burung garuda : 5 buah
8) Tempat sampah : 5 buah
9) Sapu : 5 pasang
10) Pelangkiran atau tempat sembahyang : 5 buah
11) Bank data kelas : 5 buah
12) Jam dinding : 5 buah
13) Almari : 5 buah
14) Papan mading : 1 buah
15) Lap : 10 buah
3) Jumlah siswa di SDN 1 Alasangker yaitu 166 orang dan guru tetap sebanyak 10 orang, guru honor sebanyak 1 orang, TU tetap 1 orang, dan pesuruh 1 orang. Sehingga rasio perbandingan yaitu 1 : 16 orang untuk satu orang guru.. Jadi, melihat rasio tersebut beban dan tugas guru tidak terlalu berat. Demikian juga jumlah fasilitas yang tersedia sudah seimbang dengan jumlah siswa.
10. Kegiatan Belajar Mengajar
Selain melakukan observasi dan pengenalan lingkungan fisik dan lingkungan sekolah, calon guru juga melakukan observasi tentang kegiatan belajar mengajar di kelas. Beberapa contoh guru model yang diamati adalah sebagai berikut.
Tabel 2.3 Daftar Guru Model
No | Hari/Tanggal | Nama Guru | Bidang studi yang diajarkan | Kelas |
1 | Rabu/10 Agustus 2011 | I Wayan Wertiasa, S.Pd. | IPS | IV |
2 | Rabu/10 Agustus 2011 | Ketut Shuarsana, S.Pd | Matematika | VI |
3 | Kamis/11 Agustus 2011 | Dian Sari Kusumawati,A.Ma,Pd | Matematika | III |
Dari hasil pengamatan terhadap guru model yang telah dilakukan, penulis memperoleh beberapa gambaran nyata terhadap situasi belajar-mengajar yang sesungguhnya, adapun hasil pengamatan penulis yaitu sebagai berikut.
a. Membuka Pelajaran
Pada saat masuk kelas, guru memberikan salam kepada siswa, kemudian guru mengecek kehadiran siswa sambil mencatat tabungan siswa. Guru membuka pelajaran dengan cara menanyakan kembali pembelajaran yang sudah diberikan minggu lalu, kemudian memberikan apersepsi yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan tujuannya yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang materi yang akan disampaikan. Kesesuaian cara membuka pelajaran ini sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan. Kegiatan ini berlangsung selama ± 15 menit. Waktu tersebut sangat cukup untuk memberikan gambaran terhadap materi yang akan diajarkan. Siswa pun memperhatikan dengan cukup baik apa yang dipaparkan oleh guru, walaupun ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan. Hal itu cepat ditindak lanjuti oleh guru pengajar dengan memberi bimbingan, sehingga situasi kelas kembali dapat dikuasai oleh guru.
b. Inti Pelajaran
Cara guru menyajikan materi pokok pembelajaran yaitu dengan menjelaskan materi pelajaran, kemudian mengaitkannya dengan keadaan sehari-hari yang diketahui oleh siswa. Dalam proses pembelajaran guru juga sering melakukan tanya-jawab dan memberikan kesempatan menjawab kepada hampir seluruh siswa dan guru juga memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang belum mengerti dengan penjelasan guru.
Apabila ada siswa yang belum mengerti tentang materi pelajaran yang dijelaskan. Guru akan memberikan bimbingan dan menjelaskan bagian materi yang tidak dipahaminya serta memberikan contoh-contoh yang akan memudahkan siswa untuk memahami materi tersebut. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru pun sering melakukan canda-tawa untuk mengkondisikan siswa.
Ketika ada siswa yang tidak memperhatikan guru akan bertindak dengan menegur siswa tersebut dengan menyentuh bahunya serta memberikan nasehat, jika tetap mengulang lagi maka anak tersebut kan diberikan hukuman berupa tugas untuk dikerjakan. Tahap kegiatan inti berlangsung selama ± 45 menit.
c. Menutup Pelajaran
Saat mengakhiri pelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari kemudian guru melakukan evaluasi untuk nilai hasil belajar siswa. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru biasanya memberikan tindak lanjut berupa tugas di rumah atau PR. Kegiatan ini berlangsung selama ±10 menit.
BAB III
HASIL PPL-REAL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil PPL-Real
Selama melaksanakan kegiatan program pengalaman lapangan di sekolah mitra yaitu SDN 1 Alasangker, banyak pengalaman dan temuan-temuan bermakna yang dapat diambil sebagai pelatihan atau bahan ajar dan bahan diskusi yang bermakna untuk ditindaklanjuti. Adapun temuan-temuan tersebut dapat ditinjau dari dua aspek, yakni dalam kegiatan pembelajaran dan dalam kegiatan non-mengajar atau kegiatan di luar kelas. Temuan-temuan tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.
1. Kegiatan Pembelajaran
Pada awal diadakannya PPL Real ini, wajib melaksanakan masa observasi dan orientasi selama dua minggu di sekolah mitra. Selama kegiatan ini berlangsung, wajib melakukan observasi baik secara fisik ataupun non-fisik. Selain itu, melakukan observasi terhadap beberapa guru model yang mengasuh bidang studi yang berbeda-beda. Adapun tujuan dari observasi ini adalah untuk mencari kelebihan dan kekurangan cara mengajar di kelas. Selain itu, mahasiswa dapat mengambil hal-hal baik yang dapat ditiru dari cara mengajar guru model dan memberikan masukan atau saran untuk meningkatkan cara mengajar sesuai dengan kurikulum dan motode yang berlaku.
a. Observasi Guru Model
Adapun beberapa guru model yang diobservasi diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Nama guru : I Wayan Wertiasa, S.Pd
Hari/tanggal : Rabu/10 Agustus 2011
Mata pelajaran : IPS
Kelas : IV
a) Pembukaan
Pada tahap pembukaan, guru melakukan absensi siswa, kemudian guru meminta siswa untuk duduk di tempatnya masing-masing. Setelah siswa siap untuk belajar, maka guru mulai membuka pelajaran dengan memberikan tanya jawab dan mengulas materi sebelumnya sebelum masuk ke materi utama. Cara guru membuka pelajaran sudah dapat dikatakan sesuai dengan materi yang diajarakan saat itu. Tahap pembukaan ini berlangsung selama sepuluh menit. Meskipun banyak siswa yang perhatiannya teralihkan, namun sebagian siswa dapat dikatakan cukup memperhatikan pelajaran.
b) Inti pelajaran
Guru memberikan tanya jawab yang berhubungan dengan materi ketika memulai masuk ke inti pelajaran. Tahap bertanya dan menjawab ini berlangsung lebih dari lima kali. Pertanyaan yang diberikan oleh guru dijawab oleh siswa secara acak dan tidak monoton. Siswa tidak ada yang bertanya setelah guru menjelaskan pelajaran. Perhatian siswa cukup terpusat pada pelajaran karena guru mengajar dengan menggunakan media berupa peta. Beberapa siswa ditunjuk untuk maju kedepan kelas untuk menunjukan nama tempat pada peta tersebut. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 45 menit.
c) Penutup
Setelah waktu untuk kegiatan inti usai, guru menutup pelajaran dengan cara memberikan latihan soal untuk mengetahui seberapa banyak materi yang sudah diserap oleh siswa. Kemudian guru menyampaikan materi selanjutnya. Jadi, melihat dari paparan di atas mengenai pembukaan, kegiatan inti dan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas, dapat disimpulkan bahwa penjelasan yang diberikan cukup jelas dengan suara atau vokal dari guru jelas. Hal ini membuat suasana di kelas lebih hidup.
2) Nama guru : Ketut Shuarsana, S.Pd
Hari/tanggal : Rabu/10 Agustus 2011
Mata pelajaran : Matematika
Kelas : VI
a) Pembukaan
Pada tahap pembukaan, guru mengucapkan salam kemudian guru melakukan absensi siswa. Guru meminta siswa untuk duduk di tempatnya masing-masing. Setelah siswa siap untuk belajar, maka guru mulai membuka pelajaran dengan membahas PR yang diberikan di pelajaran sebelumnya. Cara guru membuka pelajaran sudah dapat dikatakan sesuai dengan materi yang diajarakan saat itu. Tahap pembukaan ini berlangsung selama 15 menit. Meskipun banyak siswa yang perhatiannya teralihkan, namun sebagian siswa dapat dikatakan cukup memperhatikan pelajaran.
b) Inti pelajaran
Guru memberikan tanya jawab yang berhubungan dengan materi ketika memulai masuk ke inti pelajaran. Guru menjelaskan materi secara singkat sebelum siswa diberikan permasalahan untuk didiskusikan bersama kelompoknya. Metode yang digunakan guru yaitu metode tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Siswa diberikan permasalahan untuk didiskusikan bersama kelompoknya. Hasil diskusi siswa kemudian disampaikan kedepan kelas untuk dibahas bersama-sama. Siswa yang lain mengoreksi hasil pekerjaannya. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 75 menit.
c) Penutup
Setelah waktu untuk kegiatan inti usai, guru menutup pelajaran dengan cara memberikan latihan soal untuk mengetahui seberapa banyak materi yang sudah diserap oleh siswa. Kemudian guru menyampaikan materi selanjutnya. Jadi, melihat dari paparan di atas mengenai pembukaan, kegiatan inti dan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas, dapat disimpulkan bahwa penjelasan yang diberikan cukup jelas dengan suara atau vokal dari guru jelas. Hal ini membuat suasana di kelas lebih hidup. Selain itu, perhatian guru tidak menyebar dan fokus pada siswa tertentu. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 75 menit.
3) Nama guru : Dian Sari Kusumawati,A.Ma,Pd
Hari/tanggal : Kamis/11 Agustus 2011
Mata pelajaran : Matematika
Kelas : III
a) Pembukaan
Pada tahap pembukaan, guru melakukan absensi siswa, kemudian guru memeriksa kesiapan belajar siswa. meminta Setelah siswa siap untuk belajar, maka guru mulai membuka pelajaran dengan memberikan tanya jawab dan mengulas materi sebelumnya sebelum masuk ke materi utama. Cara guru membuka pelajaran sudah dapat dikatakan sesuai dengan materi yang diajarakan saat itu. Tahap pembukaan ini berlangsung selama sepuluh menit. Perhatian siswa cukup terpusat pada pelajaran.
b) Inti pelajaran
Guru memberikan ceramah terlebih dahulu kepada siswa mengenai materi pelajaran. Kemudian guru melakukan tanya jawab kepada siswa sesuai dengan materi. Tahap bertanya dan menjawab ini berlangsung lebih dari lima kali. Setelah melakukan tanya jawab, siswa siswa diberikan permasalahan berupa soal-soal untuk dikerjakan. Soal-soal tersebut dikerjakan siswa secara individu. Jika siswa tidak mengerti, siswa bertanya kepada guru dan guru memberikan penjelasan secara individu kepada siswa yang belum mengerti. Saat pembelajaran berlangsung, ada beberapa siswa yang tidak serius mengikuti pelajaran. Siswa tersebut mengganggu proses pembelajaran. Guru mengatasi hal ini dengan cara memberikan hukuman kepada siswa. Siswa dihukum lari mengelilingi lapangan sebanyak 4 kali. Kemudian setelah itu, siswa tersebut kembali mengikuti pelajaran. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 75 menit.
c) Penutup
Setelah waktu untuk kegiatan inti usai, guru menutup pelajaran dengan cara memberikan evaluasi yang dikerjakan secara individu oleh siswa. Kemudian guru menyampaikan materi selanjutnya. Jadi, melihat dari paparan di atas mengenai pembukaan, kegiatan inti dan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas, dapat disimpulkan bahwa penjelasan yang diberikan cukup jelas dengan suara atau vokal dari guru jelas. Kegiatan ini berlangsung selama 15 menit.
b. Latihan Mengajar Terbimbing
Pada tahap ini kegiatan mengajar dilakukan kurang lebih 4 minggu atau (1 bulan) pengambilan bahan ajar dilakukan dua hari sebelum mengajar karena satu hari sebelum mengajar penulis melakukan konsultasi dengan guru pamong atau dosen pembimbing. Pada saat mengajar guru pamong mengamati dan menilai cara penulis mengajar di depan kelas. Setelah selesai mengajar, dengan penilaian dan pengamatan barulah guru pamong memberikan masukan kepada mahasiswa serta saran-saran yang ditulis dalam APKCG, yang akan dijadikan pedoman untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya. Mengajar terbimbing dimulai sejak pertengahan bulan agustus sampai bulan september, sebanyak 12 kali.
Langkah-langkah yang dilakukan saat latihan mengajar terbimbing adalah:
a. mengambil bahan mengajar kepada guru pamong, dua atau tiga hari sebelum mengajar;
b. konsultasi dengan guru pamong mengenai cara penyusunan model pembelajaran, memilih metode, strategi, dan teknik pembelajaran, pengembangan materi, penyusunan alat evaluasi, pengalokasian waktu, dan pemanfaatan media pembelajaran yang diperlukan;
c. menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;
d. konsultasi dengan guru pamong tentang rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat untuk dikoreksi;
e. memperbaiki langkah-langkah pembelajaran yang terdapat pada RPP apabila ada kesalahan atau kekurangan;
f. melaksanakan praktik mengajar;
g. konsultasi mengenai cara mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran khususnya penguasaan kondisi siswa pada saat keiatan pembelajaran; dan
h. menindak lanjuti saran atau supervisi klinis yang diberikan.
Adapun mata pelajaran yang diajarkan saat kegiatan mengajar terbimbing dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Jadwal Mengajar Terbimbing
No | Hari/Tanggal | Kelas | Mata Pelajaran | Waktu |
1 | Jumat, 19 Agustus 2011 | IV | Matematika | 07.30 – 10.05 |
2 | Selasa, 23 Agustus 2011 | V | IPS | 09.30 – 11.15 |
3 | Kamis, 25 Agusutus 2011 | III | Bahasa Indonesia | 09.30 – 10.40 |
4 | Jumat, 26 Agustus 2011 | III | IPA | 07.30 – 09.15 |
5 | Senin, 29 Agustus 2011 | IV | Bahasa Indonesia | 09.30 – 11.15 |
6 | Jumat, 2 September 2011 | IV | Matematika | 07.30 – 09.15 |
7 | Senin, 5 September 2011 | V | PKn | 08.05 – 09.15 |
8 | Selasa, 6 September 2011 | VI | Bahasa Indonesia | 07.30 – 10.05 |
9 | Rabu, 7 September 2011 | VI | Matematika | 07.30 – 09.15 |
10 | Jumat, 9 September 2011 | V | IPA | 10.55 – 12.05 |
11 | Selasa, 13 September 2011 | VI | Bahasa Indonesia | 07.30 – 09.15 |
12 | Rabu, 14 September 2011 | VI | Matematika | 07.30 – 09.15 |
c. Latihan Mengajar Mandiri.
Kegiatan mengajar mandiri merupakan kelanjutan dari kegiatan mengajar terbimbing. Kegiatan ini dilakukan apabila mahasiswa atau calon guru telah dianggap lebih mampu untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran baik yang dikelola sendiri maupun yang diprakarsai sendiri. Dalam hal ini mahasiswa diberikan kesempatan untuk berkreatif sendiri dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Latihan mengajar ini selalu berpedoman pada APKCG (Alat Penilaian Kemampuan Calon Guru) baik di dalam penyusunan atau pelaksanaannya di dalam kelas.
Adapun bahan pelajaran yang diambil dalam kegiatan mengajar mandiri adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2 Jadwal Mengajar Mandiri
No | Hari/Tanggal | Kelas | Mata Pelajaran | Waktu |
1 | Selasa, 27 September 2011 | V | IPS | 09.30 – 11.15 |
2 | Selasa, 4 Oktober 2011 | IV | Bahasa Indonesia | 09.30 – 11.15 |
3 | Jumat, 7 Oktober 2011 | IV | Matematika | 07.30 – 09.15 |
4 | Senin, 10 Oktober 2011 | VI | IPA | 08.05 – 09.15 |
5 | Selasa, 11 Oktober 2011 | VI | PKn | 11.30 – 12.40 |
6 | Jumat, 14 Oktober 2011 | IV | IPA | 09.30 – 10.40 |
7 | Senin, 17 Oktober 2011 | V | Matematika | 08.05 – 09.15 |
8 | Selasa, 18 Oktober 2011 | III | IPS | 11.30 – 12.40 |
2. Kegiatan Non Mengajar
Selain melakukan kegiatan mengajar mahasiswa PPL-Real juga dituntut untuk melaksanakan kegiatan non mengajar. Kegiatan Non mengajar ini adalah merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di luar kelas. Kegiatan-kegiatan yang rutin dilaksanakan di sekolah dan harus diikuti oleh seluruh mahasiswa yang mengikuti PPL di SDN 1 Alasangker diantaranya, sebagai berikut.
a. Mengikuti Upacara setiap Hari Senin
Kegiatan upacara bendera di SDN 1 Alasangker dilaksanakan setiap hari senin pukul 07.15 pagi. Upacara bendera ini diikuti oleh siswa, staf guru, pegawai dan mahasiswa PPL. Pada saat upacara bendera akan berlangsung mahasiswa membantu mengatur barisan agar kelihatan rapi dan lebih cepat dalam berbaris
b. Tri Sandya dan Sembahyang Bersama
Kegiatan tri sandya dilakukan tiap hari biasanya dimulai dari pukul 07.15 sebelum proses pembelajaran dimulai dan setelah jam sekolah usai. Pada pagi hari tri sandya dilakukan bersama-sama dilapangan upacara sebelum melakukan SKJ. Sedangkan kegiatan sembahyang bersama biasanya dilaksanakan pada purnama-tilem dan hari-hari besar hindu lainnya dengan menggunakan pakaian adat bagi yang beragama hindu.
c. Memperingati HUT RI yang ke-66
Mahasiswa dilibatkan dalam mendampingi siswa berlatih gerak jalan. SDN 1 Alasangker mengirim 1 pleton yang terdiri dari siswa pilihan kelas V dan VI.
d. Kegiatan Jeda Semester
Kegiatan jeda semester dilaksanakan dari tanggal 28 September sampai 1 Oktober 2011. Kegiatan jeda semester diisi dengan lomba membawa balon berpasangan, makan kerupuk, membawa kelereng dengan sendok, tarik tambang, mencari koin dalam tepung, dan lomba balap karung. Kegiatan jeda semester diakhiri dengan persembahyangan bersama di Pura Dalem Desa Alasangker.
e. Membimbing Siswa Calon Peserta Olimpiade Matematika dan IPA
Kegiatan membimbing olimpiade dilaksanakan setiap hari sabtu pada jam pengembangan diri. Siswa yang mengikuti pengembangan olimpiade adalah siswa dari kelas 4, 5, dan 6 yang mendapat rangking 1 s.d 4 di kelas.
f. Membimbing Siswa yang Kesulitan Belajar
Proses belajar mengajar tidak selalu efektif dan efisien serta hasilnya tidak selalu optimal seperti yang kita harapkan karena ada sejumlah hambatan yang menyebabkan terganggunya proses belajar mengajar baik dari sekolah maupun luar sekolah, maka dalam hal ini kita mengidentifikasikan sumber kesulitan atau hambatan belajar dan langkah-langkah pemecahannya.
Adapun bimbingan yang diberikan kepada siswa yang nakal dan tidak memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung adalah dengan:
1) memberikan motivasi dengan cara memberikan bayangan dan target-target tujuan belajar yang jelas;
2) memberikan teguran secara bijaksana dan tepat waktu; dan
3) memberikan hukuman secara bijaksana diikuti dengan memberi pelajaran yang bersifat mendidik.
g. Membina Ekstrakurikuler
Setiap hari sabtu mahasiswa PPL mengawasi siswa dalam mengembangkan dirinya baik dalam menari, olimpiade., mekidung, bulu tangkis, pramuka dan yang lainnya dilaksanakan pada jam pelajaran. Kegiatan ini diikuti oleh semua siswa, dalam hal ini mahasiswa PPL berusaha menanamkan rasa displin, kebersamaan, kejujuran dan keberanian pada anak-anak. Agar nantinya siswa mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam kehidupan bermasyarakat dan sebagai generasi penerus agar mampu bersaing dalam era globalisasi ini.
h. Menangani Kasus Siswa Bermasalah
1) Menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar siswa yang dibimbing identitasnya sebagai berikut.
Nama Siswa : Made Susila
Kelas : III
Alamat : Dusun Tenaon, Desa Alasangker
Pekerjaan Orang tua : Petani
Ayah : Ketut Sumantra
Ibu : Made Sini
2) Masalah-masalah yang timbul selama proses belajar mengajar
a) Tidak mau berkelompok saat mengerjakan LKS.
b) Sering berjalan-jalan ke depan kelas tanpa disuruh.
c) Sering keluar kelas saat jam pelajaran.
d) Sering menggangu teman yang lain saat pembelajaran.
e) Menjawab sesuka hati pertanyaan guru.
3) Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi anak tersebut.
a) Lebih sering menunjuk anak tersebut untuk menjawab pertanyaan.
b) Memberikan pujian kepada anak tersebut jika jawabannya benar.
c) Memberikan bimbingan secara khusus baik di dalam maupun di luar jam pelajaran.
d) Memberikan nasehat secara halus tetapi sifatnya tegas.
4) Tindakan yang paling berhasil
Berdasarkan kesimpulan dari penulis bahwa tindakan yang paling berhasil adalah memberikan bimbingan secara mengkhusus kepada anak tersebut baik di dalam maupun di luar pelajaran. Kemudian mengadakan pendekatan secara halus kepada anak tersebut. Anak seperti itu tidak boleh dikerasi, tetapi harus didekati secara halus.
B. Pembahasan
Selama melaksanakan kegiatan PPL–Real ini banyak pengalaman mengajar yang ditemukan baik itu suka maupun duka.
1. Kegiatan Pembelajaran
Berdasarkan ketentuan pada buku petunjuk praktis pelaksanaan PPL-Real, dinyatakan bahwa selama dua minggu mahasiswa PPL-Real melaksanakan kegiatan observasi dan orientasi terhadap lingkungan sekolah. Kemudian setelah melakukan kegiatan tersebut, dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan mengajar terbimbing. Pelatihan kegiatan mengajar terbimbing ini dilakukan dua belas kali RPP lima mata pelajaran atau dua belas kali pertemuan. Pengambilan materi dilakukan dua hari sebelum mengajar agar penulis dapat mengkonsultasikan RPP yang dibuat sebelum kegiatan mengajar. Pada kegiatan mengajar terbimbing ini guru pamong atau bidang studi mendampingi mahasiswa PPL mengajar di depan kelas. Tujuannya agar guru pamong atau bidang studi dapat menuntun dan membimbing mahasiswa PPL lebih mendalam sehingga mahasiswa PPL dapat tampil lebih bagus pada saat kegiatan mengajar selanjutnya.
a. Latihan Mengajar Terbimbing
Pada kegiatan mengajar terbimbing mengalami kesulitan pada saat mengajar. Salah satunya yaitu pengelolaan kelas. Hal ini disebabkan karena belum mengenal situasi dan keadaan kelas serta belum mengetahui karakteristik anak. Selain itu sikap dan tingkah laku siswa yang melewati batas, sehingga sering membuat mahasiswa praktikan jengkel terhadap siswa tersebut. Selain itu penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media, alat, dan evaluasi terdapat perbedaan antara yang didapat dibangku kuliah dan yang diterapkan oleh dinas pendidikan di masing-masing sekolah. Sehingga sering membuat mahasiswa praktik bingung dalam menentukan sistematika RPP yang akan digunakan. Namun sesuai saran dosen pembimbing dan tim dari LPPL Undiksha sistematika RPP yang digunakan disesuaikan pada masing-masing sekolah tempat praktik.
Permasalahan-permasalahan yang didapat selama melaksanakan kegiatan terbimbing selalu disampaikan dengan teman, guru pamong, dan dosen pembimbing, sehingga permasalahan yang dihadapi terselesaikan dengan baik dan kegiatan PPL berjalan dengan lancar.
b. Latihan Mengajar Mandiri
Setelah melakukan kegiatan mengajar terbimbing, dilanjutkan dengan kegiatan mandiri. Pada saat kegiatan mengajar mandiri mengambil sebanyak delapan kali RPP. Kegiatan mengajar mandiri ini masih didampingi oleh guru pamong atau guru bidang studi. Hal ini dilakukan agar guru pamong atau guru bidang studi mengetahui peningkatan cara mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa. Sehingga mahasiswa praktik lebih matang dalam kegiatan mengajar selanjutnya.
Permasalahan yang dihadapi selama kegiatan mengajar mandiri masih sama dengan kegiatan terbimbing, yaitu pengelolaan kelas dan menciptakan suasana belajar yang kondusif. Masalah pengelolaan kelas yang dihadapai mahasiswa praktik, disebabkan karena adanya beberapa siswa yang berpikiran acuh tak acuh dan menganggap guru PPL adalah guru mahasiswa bukan guru tetap. Selama melakukan latihan mengajar sering sekali mahasiswa praktik diminta tolong untuk menjadi pengganti atau mengisi kelas. Hal ini disebabkan karena adanya tugas guru yang mendesak sehingga tidak bisa mengajar. Hal ini sangat menguntungkan mahasiswa praktek karena mahasiswa praktik memiliki peluang yang lebih untuk berlatih lebih banyak dalam mengajar.
2. Segi Positif dan Negatif
Di dalam melakukan kegiatan dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari sisi baik dan sisi buruk. Dalam melaksanakan PPL-Real juga merasakan kedua hal itu. Adapun segi positif dan negatif dari melaksanakan PPL-Real adalah sebagai berikut.
a. Dalam Menyiapkan Pelajaran
Setelah beberapa kali membuat dan menyiapkan rencana pelaksanann pembelajaran (RPP) maka dapat dirasakan bahwa.
1) Segi Positif adalah:
a) dapat menambah wawasan tentang materi melalui berbagai buku sumber bacaan yang akan disiapkan;
b) dapat membina hubungan yang harmonis antara guru dan mahasiswa yang melakukan PPL di dalam kita melaksanakan konsultasi;
c) dalam menyiapkan rencana pembelajaran guru dapat menentukan sikap variasi, gaya dan performen dalam mengajar;
d) dalam model pembelajaran sudah ditentukan indikator dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa. Dari indokator inilah guru menyiapkan materi, langkah-langkah pembelajaran dan evaluasi. Jadi guru dapat mengetahui secara jelas materi yang harus dikuasi siswa; dan;
e) dalam KBM guru dapat menyiapkan bentuk KBM yang menarik.
2) Segi negatif adalah:
a) memerlukan waktu yang banyak karena dalam rencana pelaksanaan pembelajaran tidak selalu benar.
b) alat peraga yang sulit didapat, dalam menunjang proses KBM dan memerlukan biaya yang cukup banyak.
b. Dalam Mengajar
Setelah melakukan latihan mengajar terbimbing dan mandiri yang dapat penulis rasakan antara lain.
1) Segi Positif adalah:
a) mampu mengenal berbagai sikap dan karakteristik siswa dari siswa yang ekonominya tinggi dan siswa yang ekonominya rendah dan siswa yang pintar dan siswa yang pengetahuannya kurang;
b) bisa mengaplikasikan segala pengetahuan yang didapat dibangku kuliah dengan situasi nyata di lapangan;
c) mengetahui cara mendidik dari fase-fase perkembangan anak. Jadi disini dapat mengetahui bagaimana memberikan pendidikan pada saat umur-umur tertentu; dan
d) dapat mengaplikasikan berbagai metode mengajar yang unik dan variasi mengajar yang menumbuhkan rasa percaya diri.
2) Segi negatif adalah:
a) beragamnya kemampuan siswa, sehingga membuat kami harus mengajar dengan metode yang benar-benar cocok dan memerlukan waktu yang lama;
b) rasa jengkel menghadapi siswa yang sangat keterlaluan, yang tidak bisa diurus dan sangat nakal; dan
c) guru harus bisa menyembunyikan perasaan, contoh guru sedang marah namun guru harus bersifat manis dan tetap sabar.
c. Dalam melakukan Hubungan Sosial di Sekolah
1) Segi Positif adalah:
a) hubungan sosial yang baik akan mempermudah dan mempernyaman suasana dalam melaksanakan PPL;
b) dengan hubungan yang sangat erat dengan guru-guru dan siswa mempermudah kami untuk mendapat data-data sekolah maupun data-data yang lain; dan
c) hubungan yang baik adalah tempat mahasiswa untuk bertukar pengalaman baik visi maupun misi pribadi guru masing-masing.
2) Segi Negatif adalah:
1) hubungan guru dan siswa yang lepas kontrol akan berakibat buruk yaitu siswa kurang menghormati guru saat mengajar di kelas maupun di luar kelas; dan
2) melakukan hubungan yang berlebihan terhadap murid menyebabkan kita dianggap teman baik, baik di dalam proses pembelajaran maupun di luar kelas.
3. Tindak Lanjut Perbaikan yang Telah Dilakukan
Untuk meminimalisir kendala-kendala yang dihadapi, maka diupayakan hal-hal sebagai berikut.
a. Berupaya untuk lebih menyempurnakan sikap, mimik dan gerak- gerak dalam menghadapi anak-anak yang kurang memperhatikan guru.
b. Dengan adanya konsultasi dengan guru pamong dan dosen pembimbing baik sebelum maupun setelah praktek mengajar, sehingga kita dapat menemukan apa yang menjadi kelemahan kita.
c. Dalam menyiapkan pelajaran dan proses pelaksanaannya harus selalu adanya konsultasi dengan guru pamong demi kesempurnaan dan hasil yang hendak dicapai.
d. Rasa jengkel terhadap suasana kelas yang tidak terkendali. Maka penulis berupaya mempelajari tahap-tahap perkembangan anak untuk mengatasi kenakalan anak dan mempelajari cara mengelola kelas yang baik dalam menghadapi suasana kelas yang tidak terkendali (ribut).
e. Di dalam membuat model pembelajaran dan suatu pembelajaran yang bermakna di kelas penulis berupaya meluangkan dan memanfaatkan untuk berpikir dalam menyempurnakan pembuatan model pembelajaran.
4. Temuan Bermakna
Selama melaksanakan kegiatan PPL-Real ini ditemukan beberapa temuan yang sangat berharga baik itu bersifat positif maupun negatif diantaranya sebagai berikut.
a. Disiplin yang tinggi di sekolah mendorong untuk terbiasa bangun pagi. Sekolah yang buka jam 07.00 wita, calon guru sudah ada jam 06.45 wita.
b. Setiap ada seorang guru atau tamu masuk ke kelas pada saat jam pelajaran, para siswa tidak lupa memberi ucapan panganjali. Begitu pula pada saat guru baru datang ke sekolah pada pagi hari siswa menghampiri guru tersebut dan mengucapkan om swastiastu.
c. Hubungan harmonis antara siswa, guru-guru dan pegawai. Dengan keharmonisan yang tercipta membuat rasa kekeluargaan semakin erat, dan membuat kenyamanan dalam melaksanakan kegiatan PPL-Real
d. Sikap keperdulian terhadap lingkungan dalam menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman dan indah.
e. Penanganan terhadap siswa yang bermasalah baik kesulitan dalam pembelajaran maupun tingkah laku dilaksanakan di dalam kelas dan di luar kelas.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa simpulan yaitu sebagai berikut.
1. PPL-Real sangat membantu mahasiswa calon guru menjadi seorang guru yang kompeten karena telah mendapatkan pengalaman baik dalam mengajar maupun dalam pengelolaan sekolah secara administrasi sebelumnya dengan pelaksanaan PPL-Real di sekolah-sekolah.
2. Pengalaman yang telah didapatkan selama melaksanakan PPL-Real dapat dijadikan pedoman nanti apabila telah berkecimpung dalam dunia pendidikan sebagai seorang guru yang sesuai dengan profesi keguruan yang telah diajarkan di perguruan tinggi.
3. Proses pembelajaran yang terjadi di SDN 1 Alasangker telah dilaksanakan secara efektif dan pengelolaan sekolah juga telah dilaksanakan dengan sangat baik dengan koordinasi dari seluruh masyarakat sekolah.
4. Secara fisik dan non fisik, di SDN 1 Alasangker telah sangat mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran yang baik dan efektif.
5. Terjadi interaksi yang baik, terciptanya hubungan yang harmonis dan dinamis antar masyarakat sekolah baik antara guru dengan guru, guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan guru dengan pegawai dan pegawai dengan siswa.
6. Agar pelaksanaan PPL-Real berjalan dengan lancar maka mahasiswa dituntut untuk selalu berkonsultasi dengan guru pamong, dosen pembimbing maupun guru-guru lainnya yang ada di SDN 1 Alasangker.
B. Saran-saran
Berikut ini ada beberapa saran demi kemajuan SDN 1 Alasangker yaitu sebagai berikut.
1. Hubungan sosial antara kepala sekolah, guru dan siswa sudah sangat baik hendaknya dipertahankan.
2. Kepala sekolah, staf guru, pegawai dan siswa diharapkan mempetahakan presentasi yang telah diraih dan mempertahankan kinerja kerja yang ada, demi tercapainya mutu pendidikan yang oktimal.
3. Kedisiplinan guru sudah cukup baik hendaknya dipertahankan bila perlu ditingkatkan lagi.
4. Sebaiknya sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran ditingkatkan lagi agar siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran.
5. Sebaiknya guru lebih aktif lagi dalam membina kegiatan ekstrakurikuler di sekolah karena banyak siswa yang memiliki bakat dalam bidang olahraga dan melukis.
6. Disiplin siswa hendaknya lebih ditingkatkan lagi.
7. Fasilitas-fasilitas di perpustkaan hendaknya jumlahnya ditambah, misalnya buku-buku hendaknya jumlahnya diperbanyak dan dikelola dengan baik agar dapat lebih memotivasi dan menambah wawasan siswa untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.
8. Untuk siswa yang bermasalah, sebaiknya guru lebih antusias dalam membina dan membimbing siswa yang bermasalah.
9. Kegiatan ekstrakulikuler lebih dikembangkan lagi agar bakat yang ada dalam diri mahasiswa tersalurkan dengan baik.
10. Kepada guru pampong, agar tetap mempertahankan cara membimbing, bahkan ditingkatkan lagi agar mahasiswa praktek benar-benar memproleh pengalaman yang berharga dan bermamfaat bagi mahasiswa calon guru.
Demikian saran-saran yang dapat disampaikan penulis untuk kemajuan SDN 1 Alasangker agar dapat ditindak lanjuti pada hari-hari yang akan datang untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar